Halaman

    Social Items

Search and Buy other Templates on IDNTHEME
Aksi pembubaran kebaktian di Sabuga ITB adalah bukti kartu Sar4 masih berperan penting untuk konsolidasi dan mobilisasi politik, Mungkin terlalu dini bicara ini konsolidasi politik tapi semua akan terlihat jelang pilkada Jabar Kemampuan mobilisas massa Jawa Barat ke Jakarta untuk merespon kasus agama sangat luar biasa dan Respon para pemuka agama dan tokoh masyarakat Jabar dalam kasus agama juga sangat kuat untuk mendorong mobilisasi.



Sikap hati-hati dari Ridwan Kamil dalam merespon kasus pembubaran kebaktian di Sabuga jg menunjukkan daya tawar eksternal yg kuat, Saya sendiri tidak tahu tepatnya kelompok mana yang akan memanfaatkan konsolidasi massa dengan isu agama ini, Mungkin pra Pilkada Bandung atau Jabar nanti akan ada kelompok yang kembali mengeskalasi kartu S4ra untuk mengonsolidasikan massa, Jika kemampuan mobilisasi isu Sar4 berjalan konsisten, jelas akan memunculkan isu konversi mobilisasi menjadi pemilih

Sbg warga Bandung, harus mulai jeli memilah isu terutama yg melibatkan provokasi Sar4 karena 2017 adalah tahun politik, dilain pihak, Isu Sar4 memang distraksi umum yang sangat menarik bagi kelompok2 yang saling bertentangan, persoalan perbaikan infrastruktur, layanan publik dan tema lainnya bisa disapu bersih oleh isu Sar4.

Publik akan disibukkan denga pertentangan horizontal dan perdebatan keyakinan yg tidak berujung (hair splitting arguments), sementara pertentangan vertikal publik dgn kebijakan pemerintah, intervensi modal & kondisi ekonomi lainnya akan tenggelam. Orang Romawi dulu bilang "Berikanlah Roti dan Sirkus (kepada rakyat) maka keadaan akan baik2 saja" . Ujaran Roti dan Sirkus adalah metonomi Politik bagi upaya elit mendapatkan persetujuan publik tanpa perubahan besar. Bagaimana caranya mendapatkan persetujuan publik tanpa mengganggu otoritas elit? ya siapkan distraksi (roti dan sirkus).

Bagi proses politik, se-dramatis apapun, se-emosional apapun isu Sar4 semua hanyalah sirkus (distraksi), begitupun dengan subsidi, Se-hebat apapun, se-besar apapun, se-ajaib apapun, hanya Roti (distraksi) dalam proses politik. intinya, buat warga bandung dan jabar, jelang 2018, belajarlah dikit2 ilmu politik biar gak pendek sumbu dan lebih waspada.

Sekarang kita geser dikit ke retorika politk, kalo bicara komunikasi politik rasanya kurang politik jadi mendingan dibilang retorika politik. politik mengenal alat retorika dalam berkomunikasi, tentunya untuk menghindari konflik a/ mengamankan kepentingan tertentu, salah satu kategori retoris yang digunakan adalah Pathos, metode komunikasi yg menyentuh emosi audience, Pathos dalam retorika politik bisa diamati dari penggunaan kata "prihatin" ataupun "menyesal", retorika pathos digunakan u/ mendapatkan persetujuan publik menempatkan elit/institusi politik sejajar dgn audience

Pathos merupakan strategi komunikasi non-apoligi dalam politik, Non-Apologi adalah statment permintaan maaf ataupun penyesalan yang tidak sesuai dengan ekspektasi (e.g:tindakan), Non-Apologi memberi kepuasan emosional, karena elit menyatakan penyesalan/maaf meski menghindari tanggung jawab sbg policymaker, biasanya elit yang menggunakan non-apologi akan menghindari pembahasan inti masalah yg mereka hadapi.

Tapi,meski Ridwan Kamil memberikan non-apologi, Ia cukup etis secara politik ketimbang Aher yang menyepelekan persoalan, "Itu kan kejadian kecil yang tidak mengganggu apa-apa saya kira," kata Ahmad Heryawan di Kompleks Istana Kepresidenan,(7/12).

Dipihak lain, para netizen dari kubu Pro dan Kontra pembubaran KKR Natal menggunakan kategori ethos, Ethos dalam retorika digunakan untuk menyematkan karakter tertentu bagi sebuah kelompok, ituah kenapa ada perang hashtag #BandungToleran v.s #BandungIntoleran, masyarakat bandung sebenarnya memang toleran, tapi tidak berarti semuanya toleran

Persoalan sebenarnya adalah peran negara untuk menjamin toleransi, ya masak kewenangan Polisi kalah sama Ormas, Persoalan yg terlihat horizontal kadang tdk benar2 horizontal tp vertikal, kausanya tindakan atau pembiaran (Rolip Saptamaji)

BandungToleran vs Bandung Intoleran - Distraksi Politik, Roti dan Sirkus

Aksi pembubaran kebaktian di Sabuga ITB adalah bukti kartu Sar4 masih berperan penting untuk konsolidasi dan mobilisasi politik, Mungkin terlalu dini bicara ini konsolidasi politik tapi semua akan terlihat jelang pilkada Jabar Kemampuan mobilisas massa Jawa Barat ke Jakarta untuk merespon kasus agama sangat luar biasa dan Respon para pemuka agama dan tokoh masyarakat Jabar dalam kasus agama juga sangat kuat untuk mendorong mobilisasi.



Sikap hati-hati dari Ridwan Kamil dalam merespon kasus pembubaran kebaktian di Sabuga jg menunjukkan daya tawar eksternal yg kuat, Saya sendiri tidak tahu tepatnya kelompok mana yang akan memanfaatkan konsolidasi massa dengan isu agama ini, Mungkin pra Pilkada Bandung atau Jabar nanti akan ada kelompok yang kembali mengeskalasi kartu S4ra untuk mengonsolidasikan massa, Jika kemampuan mobilisasi isu Sar4 berjalan konsisten, jelas akan memunculkan isu konversi mobilisasi menjadi pemilih

Sbg warga Bandung, harus mulai jeli memilah isu terutama yg melibatkan provokasi Sar4 karena 2017 adalah tahun politik, dilain pihak, Isu Sar4 memang distraksi umum yang sangat menarik bagi kelompok2 yang saling bertentangan, persoalan perbaikan infrastruktur, layanan publik dan tema lainnya bisa disapu bersih oleh isu Sar4.

Publik akan disibukkan denga pertentangan horizontal dan perdebatan keyakinan yg tidak berujung (hair splitting arguments), sementara pertentangan vertikal publik dgn kebijakan pemerintah, intervensi modal & kondisi ekonomi lainnya akan tenggelam. Orang Romawi dulu bilang "Berikanlah Roti dan Sirkus (kepada rakyat) maka keadaan akan baik2 saja" . Ujaran Roti dan Sirkus adalah metonomi Politik bagi upaya elit mendapatkan persetujuan publik tanpa perubahan besar. Bagaimana caranya mendapatkan persetujuan publik tanpa mengganggu otoritas elit? ya siapkan distraksi (roti dan sirkus).

Bagi proses politik, se-dramatis apapun, se-emosional apapun isu Sar4 semua hanyalah sirkus (distraksi), begitupun dengan subsidi, Se-hebat apapun, se-besar apapun, se-ajaib apapun, hanya Roti (distraksi) dalam proses politik. intinya, buat warga bandung dan jabar, jelang 2018, belajarlah dikit2 ilmu politik biar gak pendek sumbu dan lebih waspada.

Sekarang kita geser dikit ke retorika politk, kalo bicara komunikasi politik rasanya kurang politik jadi mendingan dibilang retorika politik. politik mengenal alat retorika dalam berkomunikasi, tentunya untuk menghindari konflik a/ mengamankan kepentingan tertentu, salah satu kategori retoris yang digunakan adalah Pathos, metode komunikasi yg menyentuh emosi audience, Pathos dalam retorika politik bisa diamati dari penggunaan kata "prihatin" ataupun "menyesal", retorika pathos digunakan u/ mendapatkan persetujuan publik menempatkan elit/institusi politik sejajar dgn audience

Pathos merupakan strategi komunikasi non-apoligi dalam politik, Non-Apologi adalah statment permintaan maaf ataupun penyesalan yang tidak sesuai dengan ekspektasi (e.g:tindakan), Non-Apologi memberi kepuasan emosional, karena elit menyatakan penyesalan/maaf meski menghindari tanggung jawab sbg policymaker, biasanya elit yang menggunakan non-apologi akan menghindari pembahasan inti masalah yg mereka hadapi.

Tapi,meski Ridwan Kamil memberikan non-apologi, Ia cukup etis secara politik ketimbang Aher yang menyepelekan persoalan, "Itu kan kejadian kecil yang tidak mengganggu apa-apa saya kira," kata Ahmad Heryawan di Kompleks Istana Kepresidenan,(7/12).

Dipihak lain, para netizen dari kubu Pro dan Kontra pembubaran KKR Natal menggunakan kategori ethos, Ethos dalam retorika digunakan untuk menyematkan karakter tertentu bagi sebuah kelompok, ituah kenapa ada perang hashtag #BandungToleran v.s #BandungIntoleran, masyarakat bandung sebenarnya memang toleran, tapi tidak berarti semuanya toleran

Persoalan sebenarnya adalah peran negara untuk menjamin toleransi, ya masak kewenangan Polisi kalah sama Ormas, Persoalan yg terlihat horizontal kadang tdk benar2 horizontal tp vertikal, kausanya tindakan atau pembiaran (Rolip Saptamaji)

Load Comments

Subscribe Our Newsletter